Entri yang Difavoritkan

Puisi Cerita

RUMAH PERSINGGAHAN .Intan . . Setelah perjalanan mengenal perasaan-perasaan layaknya perdu. Aku diam, berhenti. Menutup semuanya, ...

Rabu, 21 November 2018


Review film “Halloween 2018”


Film Halloween 2018 ini disutradarai oleh David Gordon Green. Film ini menjadi lanjutan dari film Halloween yang pertama pada tahun 1978. Film ini mengambil genre horror thiller, banyak adegan pembunuhan sadis di dalamnya yang dapat menyebabkan penontonnya merasakan kejijikan, tapi tetap ini salah satu film yang bagus menurut saya.

Film Halloween 2018 ini berawal dari kisah Laurie Strode yang diperankan oleh Jamie Lee Curtis di film Halloween sebelumnya menjadi satu-satunya yang selamat dari aksi sadis sang psikopat. Laurie sendiri semenjak itu mulai mempersiapkan diri untuk kedatangan kembali sang psikopat yaitu Michael Myers yang diperankan oleh Nick Castle.

Michael Myers dalam film Halloween 2018 sudah menjadi tahanan penjara, namun cerita mulai berkembang ketika Michael harus dipindahkan ke penjara lain. Dalam perjalanan itu bus pengangkut para tahanan mengalami kecelakaan, menyebabkan semua tahanan yang memiliki gangguan kejiwaan kabur termasuk Michael Myers. Saat itulah aksi-aksi sadis Michael dimulai kembali.

Inti film Halloween 2018 ini sebenarnya lebih kepada pembalasan dendam Laurie kepada psikopat yang pernah nyaris membunuhnya menurut saya. Sekalipun Laurie sendiri memiliki hubungan buruk dengan anaknya dan lingkungan sekitarnya, tapi keyakinannya akan kembalinya sang Boogeyman nyata adanya dan segala persiapan yang sudah ia lakukan tidak sia-sia.

Menurut pandangan saya sebagai penyuka film berbau gore, film ini sudah cukup untuk memuaskan saya. Karena ada beberapa hal yang menurut saya kurang, seperti unsur darahnya. Memang aksi pembunuhannya cukup sadis tapi karena unsur darah tidak terlalu banyak jadi kurang gore menurut saya. Tapi, saat saya menontonnya dengan beberapa teman saya, menurut mereka yang jarang menikmati film bergenre seperti itu, film Hallowen 2018 sudah sangat membuat mereka mual dan jijik.

Sepertinya, cukup sampai disini saja review singkat saya tentang film ‘Halloween 2018’ kiranya review ini menjadi manfaat bagi siapapun yang membutuhkannya. Terimakasih.






(in english)

Review of the movie "Halloween 2018"


The 2018 Halloween film was directed by David Gordon Green. This film became a continuation of the first Halloween film in 1978. The film took the horror thiller genre, many murder scenes in it that could cause the audience to see disgust, but still this is one good film in my opinion.
The 2018 Halloween film begins with the story of Laurie Strode, played by Jamie Lee Curtis in the Halloween film, previously being the only survivor of the psychopathic sadistic action. Laurie herself since then began to prepare herself for the return of the psychopath, Michael Myers, played by Nick Castle.

Michael Myers in the 2018 Halloween film has become a prisoner in prison, but the story begins to develop when Michael must be transferred to another prison. On the way the bus carrying the prisoners had an accident, causing all prisoners who had psychiatric disorders to run away including Michael Myers. That's when Michael's sadistic actions began again.

The core of the 2018 Halloween film is actually more of Laurie's revenge on psychopaths who almost killed me in my opinion. Even though Laurie herself had a bad relationship with her child and the surrounding environment, but her belief in the Boogeyman's return was real and all the preparations she had made were not in vain.

In my view, as a gore-loving movie lover, this film is enough to satisfy me. Because there are some things that I think are lacking, like the blood element. Indeed, the act of murder was quite sadistic, but because the element of blood was not too much, it became less gore in my opinion. But, when I watch it with some of my friends, according to those who rarely enjoy genre films like that, the Hallowen 2018 movie has made them feel sick and disgusted.

It seems, just enough here is my brief review of the 'Halloween 2018' film, presumably this review is a benefit for anyone who needs it. Thanks.

Selasa, 19 Juni 2018

PUISI YANG KUJANJIKAN

"sekalipun kau sekarang sendiri, jangan pernah khawatir.
Kami selalu ada kapanpun"


Erika-Detak Kasihmu
Crate by @IntanK


Kau tau? Busurmu sudah mengenai hatiku.
Menari-nari sembari mencungkil bagian terdalam hatiku.
Sedikit menghibur sebagian menyakiti.
Dan tau kah kau apa yang dicungkil itu?
Kesedihanku.

Kau menyadarkanku di dalam kesusahan senduku yang mematikan.
Menggoyangkanku dengan celoteh dan gelak yang belum tentu benar-benar membuatku tergelak.
Tapi, tak masalah kau telah melihatku.
Memasukiku.
Dan kini merasukiku.
Aku sudah tak bernyawa di depanmu.

Iris kecil milikmu itu mampu membaca hitam pekat tatapku.
Terkadang dia bergelayut aneh,
Menyiratkan kegalauan tameng diri .
Hihihi… tawa palsumu.
Namun aku tau, ketika kedua sudut depan alis itu sedang tidak bersiteru…
Perasaanmu sedang bahagia bukan?
Hahaha… kuturut bahagia.
Karenanya jangan biarkan hanya kau yang merasukiku, tapi biarkan juga aku merasukimu.
Dengan begitu dapat kurasakan detakmu,
denyutmu,
risaumu,
dan helaanmu.
Tapi jika menurutmu terlalu sulit membaginya denganku,
maka jangan pernah kau tutup matamu dengan begitu aku dapat memandangnya sembari merasakan apa yang tergambar di dalamnya.

Sayangku,
semakin lama waktu berjalan dan kian lama jua ku kan memendam.
Aku tau sesuatu,
Kau mungkin tak terlalu tahu yang kumaksu.
Ya bukan?
Lagi-lagi mungkin terdengar lucu bagimu kan.

Sayang,
berlindunglah selalu pada selimut tawa,
dekapkan dirimu pada kehangatan rindu.
Sekalipun itu lara.
Karena pada suatu waktu aku mungkin takkan mampu temanimu saat sang bejat duka mengganggu.
Jangan pernah bersedih diri, Sayang.
Karena itu tak layak bagi wajah orientalmu.
Layakkanlah mata bulan sabitmu dengan lengkungan indah memikat.
Hingga nantinya para panah memusatkan tujuannya padamu.
Tariklah sudut bibirmu dengan godaanku ini.
Karena ini bukan sekedar menghiburmu, tapi juga untuk temanimu disaat kau rindu aku.
Rindu dia.
Dan, rindu kami semua.
Para pejuang kebahagiaan.

                                                            From @intankezai
                                        To @erikaeveline.1
follow ig nya ya...

Senin, 18 Juni 2018


REQUEST BY ITA TRESIA
Kekonyolan Penulis Semasa Hidup


Sesuai permintaan, penulis akan menuliskan kekonyolan semasa hidupnya. Ini pertama kalinya penulis akan menulis cerita berbau komedi, jika cerita ini malah garing bagi kalian, percayalah kisah disini adalah kekonyolan paling berbahaya yang pernah dialami penulis dan selalu berharap agar hal ini tidak akan pernah terulang lagi.
Kisah pertama bermula ketika aku memasuki masa sekolah dasar. Waktu itu kalau tidak salah aku masih kelas 1 SD. Masa itu merupakan masa yang penuh semangat bagi anak-anak yang baru memasuki dunia sekolah sampai-sampai mereka tidak memperdulikan hal-hal yang sebenarnya tampak bodoh dimata orang dewasa. Aku adalah salah satu anak SD yang sangat bersemangat ke sekolah, sampai suatu ketika terjadilah sesuatu yang tidak mengenakkan. Di pagi hari yang cerah, masih teringat jelas dalam kepalaku bunyi-bunyi bising dari arah dapur rumah. Awalnya aku merasa biasa saja dan semakin menikmati tidurku, tetapi kemudian aku tersadar bahwa saat itu sudah pagi. Seketika itu juga aku melompat dari tempat tidur dan berteriak, “kok gak ada yang bangunin aku! Ish! Cemana lah ini, terlambatlah aku. ooh!” sebagai anak kecil yang tidak ingin punya kesalahan semasa sekolah dasarnya aku saat itu rasanya ingin menangis. Aku takut kali kalau sampai terlambat datang sekolah yang jaraknya hanya dua meter dari rumahku pada saat itu.
Tapi ketika aku yang langsung pergi ke kamar mandi dan hanya cuci muka lalu langsung berlari untuk memakai baju sekolah, satu rumahku langsung menatapku dengan aneh. ANEH. Yah, aneh. Dengan wajah sedih lagi dan air mata yang sudah menetes, “kenapa gak ada yang bangunin aku? Udah terlambatlah aku ini.” Dan begitu bersyukurnya aku punya bapak seperti bapakku karena bapakku langsung bilang gini, “mau kemana kau Intan?”
“Ya ke sekolah lah” dengan raut yang mulai bingung dan penasaran. “Kok santai kali semuanya” dalam hatiku, karena waktu itu agak malu untuk melontarkannya.
“oooh. Mau sekolah adek iya? Sekolah lah sekolah. Cepatlah biar gak terlambat” kakakku yang pertama sambil tertawa-tawa bahagia dengan kakakku yang lainnya.
“Jadi kok ketawa?” seketika perasaan kanak-kanakku sudah tidak enak.
Dan terimakasih mamak kau lah penolongku, “eeh! Mau sekolah kemana kau! Hari minggu ini”
“Paok paok. Intan paok. Makanya jangan asik tidur aja kau, sampe hari minggu pun kau gak tau kau” ucap kakakku yang ketiga penuh penghinaan, pencacimakian, dan mereka bertiga tertawa terkekeh. Lantas aku? Aku mematung untuk waktu yang agak lama karena berharap yang tadi kulakukan mimpi atau berharap seketika hari ini langsung jadi hari Senin. Setelah menerima kenyataan pahit di masa penuh semangat, aku pun lekas berjalan ke kamar dan berganti baju. Hari itu aku tidak banyak berkata-kata. Selesai.

Mari kita lanjutkan kisah konyol yang lain. Masih seputar masa yang penuh semangat ya. Yaitu sekolah dasar. Cerita yang sekarang aku sudah lima tahun lebih tua dari cerita yang pertama, lebih tepatnya aku kelas 6 SD dan sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian nasional. Ketika itu diadakanlah les yang khusus mempersiapkan ujian nasional bagi anak kelas 6 SD. Namun pada suatu hari dan suatu siang, les yang harusnya sudah berlangsung dibatalkan karena gurunya gak datang. Alhasil aku yang males kembali ke rumah diajak oleh teman sepermainan untuk bermain di kampung mereka, kampung yang lumayan pelosok dan masih daerah kebon(perladangan, yang masih banyak semak-semak liar dan sebagainya). Teman perempuanku pun mengajakku untuk mandi di tambak  belakang rumahnya, dan dengan senang hati aku mengiyakannya. Tapi aku lalu berkata, “aku mana bawa baju buat berenang. Gimana? Aku mau ikut mandi di tambak” aku agak putus asa waktu itu.
“Kalo bajunya masalahnya gampang itu, tan. Pake aja lah bajuku.” Memang kuakui dia teman yang baik.
“Tapi sempakku gimana? Mana bawa sempak aku.”
“Ya. Gak usah pake sempak kau mandinya. Kok susah”
Seketika aku berpikir keras, aku mandi di tambak untuk pertama kalinya di kampung orang dan tanpa mengenakan celana dalam, kira-kira apa yang akan terjadi? Tapi segera kuenyahkan pikiran itu, dan mengiyakannya pada kawanku. Aku pun langsung berganti baju memakai baju kawanku.
Melihat deras air tambak aku semakin mengebu-gebu untuk masuk ke dalamnya. Aku dan lima orang teman perempuanku pun masuk ke dalam air, dan ternyata aku baru sadar kalau bukan hanya kami yang perempuan saja yang mandi tapi kawan laki-laki ku juga kut mandi di tambak dan bahkan beberapa dari mereka gak memakai sehelai benang pun! Aku terkejut, tapi berusaha biasa saja. Aku seberusaha mungkin menghindari kawan laki-lakiku dan bermain bersama kawan perempuanku. Tapi memang apa yang diharapkan tidak selalu terjadi pada kita. Kawan laki-laki ku yang terkenal akan kebandalanya melakukan kebandalan mereka padaku.
Saat itu aku sedang bermain lompat-lompat ke punggung kawan perempuanku dikarenakan kedalaman tambak yang lumayan menenggelamkanku. Ketika aku ingin melompat ke punggung kawan perempuanku aku tidak menyadari kalau kawan laki-laki ku sedang bersiap di dalam air, dan saat aku melompat salah satu tangan jail mereka menarik celana yang kupakai. Dan… aku sebenarnya tidak mau mengatakannya, tapi seketika bokongku terekspos dan mereka tertawa terkekeh-kekeh. Aku tak bisa berkata-kata lagi saat itu, dan rasanya kesal. Jadi aku langsung meminta untuk selesai berenangnya pada kawanku. Rasanya kalau mengingat hal ini, aku jadi malu sendiri.

Baiklah, mari kita lanjutkan. Cerita selanjutnya, kali ini aku tidak akan flashback terlalu jauh. Kisah kali ini terjadi saat aku berumur 16 tahun atau tepatnya ketika kelas 2 SMK. Uuuh…lagi-lagi ini kisah yang memalukan. SMK identik dengan istilah PKL, nah! Saat itu aku dan 3 orang temanku mendatangi salah satu kantor instansi pemerintahan untuk meminta ijin agar bisa melaksanakan PKL disana. Setelah misi kami selesai, kami pun berencana untuk mendatangi salah satu pusat perbelanjaan elit yang tidak jauh dari kantor itu namanya SUN Plaza Medan. Kami yang masih mengenakan seragam sekolah pun memasuki tempat itu dengan santai, tapi aku yang belum pernah ke tempat se-elit itu celingak-celinguk kesana kemari. Kami pun berjalan berderet dengan aku yang diurutan paling belakang.
Dari kejauhan aku melihat hal yang sudah kupikirkan di kepalaku pintu masuk kedalam pusat perbelanjaan itu adalah pintu wing(pintu putar). Aku belum pernah sekalipun memakai pintu seperti itu, aku sedikit takjub, bingung dan takut melihatnya apalagi ketika temanku berjalan mengarah ke sana. Sebelum kami masuk ke pintu itu, ada segerombolan remaja cina yang melewati pintu itu dengan santai sambil mengobrol, ketika mereka masuk rupanya salah seorang dari teman mereka masih ada yang tertinggal jadi remaja cowok ini buru-buru mengejar dan dia pun masuk ke pintu itu, namun  tiba-tiba ketiga temanku dengan liciknya juga masuk ke pintu itu mengikuti remaja cowok itu. Karena aku sedikit terkejut, aku lantas langsung turut mengejar temanku ke pintu itu agar berada di sisi pintu yang sama. Tapi naas… kalau namanya juga sial ya sial. Tas yang ku pakai saat itu terlalu besar dan juga seharusnya disetiap sisi pintu putar itu hanya bisa 2 orang tapi aku memaksanya jadi 3 orang.
Bayangkan apa yang terjadi! Tas ransel besar berwarna jingga yang kubawa tersangkut di pintu itu itu, menyebabkan pintu itu berhenti berputar. Sh*t! sedangkan seorang temanku dan remaja cowok itu berada di sisi pintu di depan ku. Remaja cowok yang gak tau kenapa pintu itu bisa berhenti terus mendorong pintu itu ke depan agar bergerak, sedangkan aku berusaha mendorong pintu itu kebelakang agar tas ku bisa selamat dan begitupun aku. Sedangkan ketiga temanku hanya bisa tertawa ditahan tanpa ada niat nolongin sedikit pun. Remaja cowok itu lantas melirik ke belakang bersamaan dengan aku mengatakan, “nyangkut tas ku…” dengan wajah meringis menahan malu.
Saat itu aku tidak mungkin salah, aku melihat remaja cowo itu TERSENYUM MENGEJEK karena menahan tawanya. Akhirnya cowok itu agak mengalah sedikit tidak mendorong pintu itu ke depan agar aku bisa mendorong pintu itu ke belakang dan membebaskan tas ku. Setelah tas ku terbebas, kami berlima akhirnya keluar dari pintu putar sialan itu. Aku dan temanku ke kiri dan remaja cowo itu ke kanan. Dan tentu saja selama sisa hari itu aku menjadi bahan olokan temanku. Selesai, semenjak itu aku mengalami trauma berat dengan pintu putar sialan itu.

Cerita selanjutnya dan akan menjadi cerita yang terakhir. Kisah ini belum lama terjadi, ketika umurku naik setahun dari cerita sebelumnya dan aku sudah kelas 3 SMK. Mungkin yang kali ini tidak terlalu konyol, tapi tetap saja masih menandakan betapa tulalitnya diriku. Cerita ini berhubungan dengan ojek online, yaitu Grab dan Gojek.
Waktu itu aku datang ke taman budaya sumatera utara untuk sekedar berlatih ringan dengan pelatih kesayanganku Bunda Djibril Djurah. Ketika jam sudah menunjukan pukul 7 malam itulah saatnya pulang, tapi saat itu juga angkutan umum yang biasa kunaiki sudah berhenti beroperasi. Lantas aku meminta seorang temanku untuk memesankan salah satu ojek online yaitu, Grab (berharap ada potongan). Dan temanku pun mengiyakannya. Aku pun menunggu driver nya datang menjemputku di taman budaya saat itu. Namun anak-anak dari pelatihku ingin diajak makan oleh pelatihku atau ibu mereka. Lantas ibunya pun mengiyakan permintaan kedua anaknya dan mengajak mereka ke salah satu tempat makan durian yaitu, Durian Madani. Temanku tadi pun diminta agar memesankan ojek online juga untuk mereka dengan aplikasi, Gojek.
Jadi pada jangka waktu yang hampir bersamaan temanku memesan dua ojek online sekaligus dari dua aplikasi yang berbeda. Kami pun menanti dengan sabar. Tiba-tiba temanku mengatakan padaku kalau ojek pesananku sudah sampai di taman budaya, aku pun langsung berpamitan pada pelatihku dan berlari menjumpai ojek pesananku. Sialannya, ada dua pengendara di depan gerbang tidak memakai jaket khas ojek online, dengan kata lain mereka mengenakan baju biasa. Aku yang buru-buru langsung menaiki driver ojek yang baru sampai ke taman budaya. Oke, driver ojek itu pun berjalan menjauhi taman budaya. Tapi ada suatu kegundahan dalam hatiku, lantas aku bertanya “ini mau ke gang gotong royong kan, bang?” pada sang driver.
“hah, ini mau ke durian madani kan?” malah ditanya balik oleh sang driver. Jujur saja, aku yakin saat itu aku dan sang driver mengalami kebingungan yang sama.
“loh, kok ke durian madani?” kataku dengan tampang bego.
Akhirnya driver itu menepikan keretanya dan menunjukan map yang ada di ponselnya ke padaku. Aku menyipit kebingungan, dan BOOM! “eh! Bang ini salah. Eh, enggak maksudnya ini bener tapi bukan saya yang naik harusnya pelatih saya, dia yang mau ke durian madani.” Pekikku langsung ketika sudah tersadar dengan kebodohanku lagi.
“Aduh, kok bisa salah ya. Saya kira tadi saya, balik lah bang” kataku lagi dengan agak malu-malu dan senyum-senyum paok. Begitu pun sang driver kurasa sudah nahan ketawa. Bodohnya lah aku, berulang kali kukatakan dalam hatiku.
Akhirnya kami sampai kembali ke taman budaya, dan seketika aku langsung turun dari kereta sambil berteriak pada teman dan pelatihku, “Icha! Bunda, mau ke durian madani kan?”
“Eh! Kok balik lagi kau?” teriak temanku dari jauh dengan didampingi tatapan penuh tanya darinya dan pelatihku.
“Itulah! Salah naik gojek aku! aku naiki yang tujuannya ke durian madani” aku gak sanggup berkata-kata, dan malah tertawa sekeras-kerasnya begitu pun dengan bunda dan temanku. “Tujuan bunda itu kan? Itu udah nunggu gojeknya”
Kami semua tertawa terkekeh-kekeh, “oalah, kau pun bodoh kali, tan” olok temanku tapi aku tidak mau kalah, “kok aku? gara-gara kaunya, kau suruh aku cepat-cepat tadi. Jadi gak sempatlah kutanya arah tujuan ojeknya.”
“Jadi punyamu mana, tan?” kami lantas berjalan ke arah gerbang lagi dan mendapati kalau abang-abang yang sudah nangkring disitu cukup lama adalah ojek pesananku yang sesungguhnya. Dan ternyata eh ternyata, dia menyadari kejadian bodoh barusan. Mau tau aku tau darimana? Karena dia juga ngakak waktu jumpa samaku. Dia bilang, “kok bisa salah?”
Dan apalah dayaku yang hanya mampu menjawab, “iya, bang. Gak tau dan buru-buru juga tadi. Jadi asal naik aja gak ditanya dulu” aku dan abang driver tertawa bersama dan karena itu kami saling mengobrol di sepanjang perjalanan.

Sebenarnya masih banyak lagi kejadian konyol yang terjadi di hidupku, tapi ini adalah kejadian konyol terbaik yang pernah kualami. Jadi ini saja lah yang kutuliskan. Apalagi sebagian besar kejadian konyolku terjadi di tempat umum salah satunya di angkutan umum atau yang biasa kusebut angkot. Aku pernah tertidur diangkot, biasanya ditemeni sama temenku jadi istilahnya dia yang selalu jagain aku tidur waktu di angkot. Tapi kali ini dia gak ada karena mau les, jadi aku pulang sendiri naik angkot karena ngantuk tidur lah. Rupanya pas itu aku ngantuk kali, dan pas itu juga lagi macet jadi sang supir ngerem sama ngegas berulang kali. Dan tepat ketika supir ngerem kuat dan tiba-tiba, terhempaslah badanku ke lantai angkot dengan posisi tersungkur dan kakiku nyangkut diban yang kupijak. Posisi angkot yang semi ramai, tidak membuatku terlalu peduli walau diliatin satu angkot juga sih(supirnya juga termasuk). Setelah kembali duduk aku langsung tidur lagi bukan karena ngantuk karena malu. Ini salah satu contoh kejadian konyolku di angkot.
Terimakasih itak sudah membuatku kembali menertawakan diriku sendiri lagi. Request-an mu terbaik lahhhh…
Follow ig nya ya… @itatresias

karena tanpa kegilaan kau tidak akan benar-benar hidup
with Itak

Jumat, 13 April 2018

[cerpen] Kegilaan Fantasi Sang Penulis


"Aku ada. Kamu milikku, tidak ada yang bisa mengambilmu dariku"

SUDUT MALAM

Hawa menyengat malam menusuk pori-pori menyebabkan membekunya hati pada malam yang penuh misteri. Tak ada lagi terlelap dalam tidur, yang ada hanya kesekian rasa penasaran yang melanda. Di sudut malam, sudut tergelap malam, sudut yang melingkupiku dengan sejuta kegelapan yang penuh misteri.
Terpaksa dengan berat hati aku kembali lagi menjalani hari yang sama seperti biasanya. Kulangkahkan kakiku kearah dapur dan kutemukan Sean seperti biasanya. Menyiapkan makanan, tentu saja.
“Hay, kau sudah bangun? Oh… ya Tuhan kau kembali lagi terbangun dengan wajah yang pucat. Apa kau bermimpi buruk lagi?” Sean mendatangiku dan mengelus kedua pipiku dengan lembut. Aku sangat beruntung memiliki Sean, sahabat sekaligus seperti ibu bagiku. Walaupun aku belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sejak lahir, tapi kurang lebih pasti seperti ini.
“aku tak apa-apa Sean, aku baik-baik saja. Hari ini kau masak apa?” hanya itu usahaku untuk mengalihkan perhatian Sean setiap pagi, dan biasanya berhasil.
“oh ya, semalam aku belum sempat membeli bahan makanan. Yah, jadinya aku hanya membuat sandwich dan susu kental manis kesukaanmu” Sean menarikku kearah meja makan lalu dia melepaskan celemek merah mudanya dan dia duduk melahap makanannya hingga tak bersisa.
Setelah acara sarapan selesai, seperti biasa aku dan Sean berpisah ketempat kerja masing-masing. Sean bekerja sebagai seorang perawat di rumah sakit besar yang ada dikota tempat tingal kami, pekerjaannya sebagai seorang perawat terkadang membuatnya tak bisa pulang kerumah atau menginap dirumah sakit. Sedangkan aku… aku hanyalah pegawai swasta biasa disalah satu bank berkembang dikota ini, gajiku tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Sean perawat terkenal sekaligus cantik.
Setelah menempuh satu jam perjalanan kekantor dengan kendaraan umum, akhirnya aku sampai juga. Sampainya aku dikantor langsung disambut riuh oleh managerku, Ben Moller.
“astaga, Luna! Akhirnya kau datang juga. Sudah sejak pagi buta aku menunggu kedatanganmu. Cepat masuklah ada yang ingin aku bicarakan denganmu, ini sangat penting” aku sudah tahu apa maksudnya sangat penting itu, dia ingin aku mengerjakan semua pekerjaan Ellie agar dia bisa bermesraaan dengan gadis penggoda itu.
“Kau tahu Luna, akhir-akhir ini bank semakin sibuk sebab banyak nasabah yang mencairkan dan meminjam uang karena tak lama lagi kita memasuki libur panjang natal dan tahun baru. Beberapa karyawan pun sulit untuk membagi waktunya antara pekerjaan kantor dengan janji menemui klien diluar kantor. Salah satunya kau pasti tau sendiri bukan? Yah… Ellie. Sama sepertimu dia adalah andalan bank, bedanya dia handal memikat hati klien dan kau menangani berkas para nasabah”.
“pak, bisa tolong langsung saja ke intinya” aku mulai tak sabar dengan basa-basinya.
“Ellie punya beberapa tugas yang belum diselesaikan di kantor sedangkan dia harus segera menemui klien besar kita di luar, jadi jika kau benar-benar gadis ulet dan baik hati yang selama ini kekenal… bisakah kau menyelesaikan tugas-tugasnya sedikit lagi?” dia selalu memasang wajah seperti itu ketika memohon hal yang sama seperti sekarang. Menjijikan.
“ya, baik. Tapi, aku akan menyelesaikan tugasku terlebih dahulu baru setelah itu jika aku punya waktu aku akan mengerjakan tugas dia semampuku” aku sedikit ketus kali ini karena aku benar-benar sudah muak dengan permintaan seenaknya ini.
“ohh…tentu saja kau pasti memiliki waktu luang. Kalau begitu saya permisi dulu, bekerjalah dengan hati-hati ya”. Dia pergi meninggalkanku dengan tawanya yang menjijikkan. Aku pun terpaksa berjalan dengan pasrah kearah meja kerjaku yang tentu saja sudah dipenuhi dengan tugas yang bahkan sebagian bukan milikku.
Hari-hari yang membosankan kembali berjalan yang dengan sesekali kuselingi dengan berpikir suatu saat aku harus keluar dari bank yang menjelma seperti penjara ini. Yah…suatu saat.
***
Sial. Waktu dijam tanganku menunjukkan pukul 20.15, ini semua gara-gara tugas Ellie, aku jadi lembur dengan tidak berguna. Aku bersumpah, aku tak akan lagi melakukan hal yang menyia-nyiakan waktuku seperti ini. Untung saja masih ada beberapa kendaraan umum yang beroperasi sehingga aku tak perlu mencari akal bagaimana untuk bisa sampai kerumah tanpa melewati jalanan yang penuh dengan sampah masyarakat.
Sesampainya aku dirumah, aku tak tahan lagi untuk segera mengguyur tubuhku dengan shower kusam milikku. Walaupun begitu aku tetap menyukainya. Sambil membasahi sekujur tubuhku yang takkan pernah membuat lelaki manapun terpesona ini, aku berpikir sesuatu yang akhir-akhir ini menjadi momok ditiap malamku. Sesuatu yang mengawasi setiap pergerakkanku dan menatapku seolah aku adalah mangsa yang sudah lama dia tunggu-tunggu. Lapar, buas dan liar.
Tiba-tiba saja pikiranku jadi kalut karena memikirkan itu. Bagaimana aku harus melewati malam yang sama kembali, jujur aku takut. Aku teringat semasa sekolahku dengan Sean, waktu itu kami pergi mencari buku di toko buku bekas. Saat sedang mencari buku, tiba-tiba mataku tertuju pada buku dengan judul “MONSTER KEGELAPAN MALAM”, dibuku itu dituliskan segala hal tentang monster-monster yang mengerikan yang berhasil membuatku langsung menutup buku itu karena ketakutan saat melihat salah satu monster yang jelek dan jahat dihalaman terakhir. Oh…aku berharap perasaan yang menggangguku tiap malam hanyalah fantasi semataku. Aku mengambil handuk dan melilitkannya ketubuhku lalu aku berjalan cepat kekamar.
Setelah mengenakan pakaian rumah, tiba-tiba saja teleponku berdering tanda pesan masuk. Aku membacanya dan ternyata itu pesan dari Sean yang mengatakan dia tidak bisa pulang malam ini karena dia bertukar sib dengan temannya yang sudah punya janji keluarga. Oke, aku sudah terbiasa dengan ini jadi tak masalah. Aku melangkah kedepan cermin besar yang dibelikkan Sean untukku, aku mematut diriku dari atas hingga bawah.
Lunar Sea, itulah nama kepajanganku, agak anehkan. Aku bahkan memiliki fashion yang aneh, ketika wanita-wanita dewasa seperti Sean, Ellie dan yang lainnya terlihat semakin cantik, aku malah terlihat mengerikan. Kau bisa bayangkan aku seperti nenek tua yang memakai kacamata petak dengan rok gantung dibawah lutut dan sepatu pansus warna krim dan tidak lupa rambut yang diikat ekor kuda. Mengerikan bukan.
 Aku tak tahan lagi melihat diriku sendiri. Kulangkahkan kakiku menuju pintu, tapi…sebelum aku benar-benar sampai kepintu hawa dingin menusuk denyut nadi di leherku, sangat dingin. Aku menahan napas dan berharap segera bisa keluar namun hawa dingin itu bahkan seakan menahan kakiku. Aku mati rasa dan kudapati tubuhku terjatuh dipelukkan seseorang yang bahkan aku tidak ketahui karena sesaat itu juga penglihatanku menggelap. Aku pingsan.
                                                                   ***
“Luna! Lunaaaa! Hey, Luna bangunlah! Ini sudah pagi…”.
Akh…kepalaku pusing sekali, aku bahkan masih kesulitan untuk membuka mataku. Tapi, aku terbangun karena mendengar suara yang sudah tidak asing lagi ditelingaku. Sean.
“iya sebentar” astaga, aku harus segera membuka pintu itu. Tapi, ya Tuhan kepalaku pusing sekali. Hanya saja, sekarang aku sudah mendapati diriku turun dari ranjang dan berjalan kepintu. Dan hal pertama yang kulihat adalah wajah kesal dan tampang berantakan Sean.
“maaf. Aku tertidur sangat lelap tadi jadinya aku tidak mendengar suaramu. Aku minta maaf sekali” ya…walaupun berantakan Sean tetap terlihat cantik, berbanding 180° dariku.
“ouh…yasudahlah. Aku terlalu lelah menanggapi kesialan yang kuhadapi barusan, aku tidur dulu ya. Hmm…tapi ngomong-ngomong ini sudah hampir jam Sembilan, apa kau tidak berangkat ke kantor?”. Astaga! Oh Tuhan apa aku tertidur selama itu?. Seketika itu juga aku merasa diriku melesat tiga kali lipat dari biasanya. Ouh…semoga saja Ben tidak membuat hariku semakin buruk saat dikantor.
                                                                   ***
Aku tidak bisa berhenti melamun sepanjang hari ini. Jika kau jadi aku, kau pasti akan memikirkan hal yang sama sepertiku.
“Luna! Kau dengar perkataanku tidak? Kau ini aku sudah bicara panjang lebar tapi kau malah melamun. Huh”
“astaga maaf, maafkan aku Lucy. Aku tidak bermaksud begitu, kau tau sendirikan akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur nyenyak jadinya aku kurang bisa berkonsentrasi. Tapi, bisa kau ulangi apa yang barusan kau katakan?” astaga, aku tidak biasanya melamun dan tidak konsentrasai seperti ini.
“Aku bilang, kau coba pasangkan kamera perekam dikamarmu. Yah siapa tau ada manfaatnya untuk mengatasi ketakutanmu. Aku sudah selesai makan siang dan masih punya banyak kerjaan jadi aku kembali duluannya” aku hanya menganggukkan kepala sebagai balasannya. Jika kupikir-pikir saran Lucy boleh juga dicoba, lagian tidak ada ruginya bukan.
Aku lalu melahap sisa makan siangku dan langsung kembali melanjutkan kerjaan yang membuatku seakan mengalami gangguan kejiwaan tingkat akut.
                                                                   ***
“Sean! Aku boleh meminjam kamera perekammu ya. Ada sesuatu yang ingin kurekam hari ini. please...”
“oke! Tapi, harus langsung kau kembalikan ketempatnya selesai kau gunakan”.
Yes! Aku langsung berlari dan segera mengambil kamera perekam milik Sean di lemari pakaiannya. Aku sampai tidak memperdulikan Sean yang akan berangkat kerja lagi malam ini sangkin senangnya. Setelah menemukan kamera itu, aku langsung menuju kamarku dan memperhatikan keseluruhan kamar.
“kira-kira dimana tempat yang cocok untuk meletakkannya ya? Huh, semua tempat terlihat tidak...” sebelum aku benar-benar menyelesaikan pemikiranku, aku menemukan tempat yang sesuai. Diatas cermin besar milikku. Kusejajarkan kamera dengan baik. Dan setelah itu aku melakukan rutinitas biasaku dirumah. Membaca atau menulis, hanya itu. Tapi, tak terasa mataku semakin berat dan tanpa sadar akupun sudah terlelap dengan buku-bukuku dan kacamata yang masih menempel.
~~~
Gadis yang selalu mengira dirinya aneh akhirnya sudah tertidur lelap. Aneh? Mengapa dia mengatakan dirinya aneh?  Apakah karena kacamata itu?.
Dari sudut tergelap ruang kamar Luna, sesosok tubuh tegap menjulang berjalan tanpa derap kearahnya. Tangan yang terlilit indah dengan otot perlahan menyingkirkan buku-buku serta kacamata yang masih terpasang di wajah yang selama ini mampu memabukkannya.
Setelah semua sudah tersingkir dari tubuh gadis itu, dengan mata yang mampu menggelapkan harapan itu, dia mendekatkan wajahnya kearah Luna dan melakukan hal yang mampu membuat seorang gadis mengerang kenikmatan. Ketika ia hampir tak mampu untuk berhenti seperti biasanya, tiba-tiba saja dia teringat dengan sinar yang akan mengenyahkannya dari alkohol  dihadapannya itu.
Tanpa derap, dia kembali ke sudut gelap yang tersisa diruangan itu. Dan sinar pun mengisi setiap sudut-sudut gelap dikamar Luna sekaligus membangunkannya dari kenyenyakkan.
~~~
“ahh...nyaman sekali aku tidur semalam” aku bangkit dari ranjangku dan langsung melangkah ke kamar mandi.
Setelah usai berpakaian aku berniat untuk menyiapkan sarapan, tapi aku mengurungkan niatku karena teringat kamera perekam itu memiliki hasil atau tidak. Aku mengambilnya lalu langsung pergi untuk sarapan. Untung saja Sean membawa kunci cadangan jadi aku bisa langsung pergi tanpa takut Sean tiddak bisa masuk kerumah lagi.
                                                                   ***
Sewaktu makan siang kantor, aku menyaksikan apa yang direkam dikamera itu. Aku benar-benar tidak bisa berpikir waras saat mengetahui apa yang selalu membuatku merasakan hawa dingin setiap malam dan rasa penasaran yang memabukkan.
Ternyata yang menyebabkan itu semua adalah...adalah seekor kucing hitam pekat yang selalu masuk lewat jendela kamarku dan menyebabkan angin dingin malam memasuki ruang kamarku. Lalu ketika matahari akan datang kucing itu keluar dan jendela kamarku tertutup sendiri karena angin. Aneh, benar-benar kenyataan yang aneh.
Tapi, perasaanku sudah tenang sekarang. Sudah tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Aku pun kembali menyelesaikan pekerjaan yang tetap menumpuk tapi kali ini dengan wajah agak tersenyum. Hihihi...
                                                                   ***
Malam hari kembali tiba. Luna tertidur lelap juga kali ini, tertidur lelap hingga dia tidak sadar kalau kejadian tiap malam itu masih terus berlanjut.
Kucing hitam? Tidak, bukan kucing hitam. Ketika semasa sekolah Luna membaca buku mengenai monster-monster yang menyeramkan, tetapi sebelum sampai dihalaman yang benar-benar terakhir dia langsung menutup bukunya karena ketakutan. Dia sama sekali tidak tahu dihalaman itu terdapat segala hal tentang kucing yang ternyata adalah penjaga malam suruhan dewa untuk mengawasi keadaan manusia.
Kucing itu adalah jelmaan seorang pria tampan kepercayaan dewa hanya saja kucing hitam itu terpikat dengan kecantikan alami Lunar Sea. Yah…Luna tidak akan pernah mengetahuinya karena Luna tetap akan menganggap bahwa itu hanya kucing hitam.
“untuk saat ini aku belum ingin kau tahu. Tapi ketika tiba saatnya aku sudah sangat kecanduan padamu, saat itu juga kau tidak akan bisa melepaskan diri dari kenikmatan gelap yang kuciptakan”. Pria itu menyentuh lembut wajah Luna dan tanpa pikir mengecup singkat bibir merah muda Luna. Dan dia pun menghilang.
SELESAI