REQUEST BY ITA TRESIA
Kekonyolan Penulis Semasa Hidup
Sesuai permintaan, penulis akan menuliskan
kekonyolan semasa hidupnya. Ini pertama kalinya penulis akan menulis cerita
berbau komedi, jika cerita ini malah garing bagi kalian, percayalah kisah
disini adalah kekonyolan paling berbahaya yang pernah dialami penulis dan
selalu berharap agar hal ini tidak akan pernah terulang lagi.
Kisah pertama bermula ketika aku memasuki masa
sekolah dasar. Waktu itu kalau tidak salah aku masih kelas 1 SD. Masa itu
merupakan masa yang penuh semangat bagi anak-anak yang baru memasuki dunia
sekolah sampai-sampai mereka tidak memperdulikan hal-hal yang sebenarnya tampak
bodoh dimata orang dewasa. Aku adalah salah satu anak SD yang sangat
bersemangat ke sekolah, sampai suatu ketika terjadilah sesuatu yang tidak
mengenakkan. Di pagi hari yang cerah, masih teringat jelas dalam kepalaku
bunyi-bunyi bising dari arah dapur rumah. Awalnya aku merasa biasa saja dan
semakin menikmati tidurku, tetapi kemudian aku tersadar bahwa saat itu sudah
pagi. Seketika itu juga aku melompat dari tempat tidur dan berteriak, “kok gak
ada yang bangunin aku! Ish! Cemana lah ini, terlambatlah aku. ooh!” sebagai
anak kecil yang tidak ingin punya kesalahan semasa sekolah dasarnya aku saat
itu rasanya ingin menangis. Aku takut kali kalau sampai terlambat datang
sekolah yang jaraknya hanya dua meter dari rumahku pada saat itu.
Tapi ketika aku yang langsung pergi ke kamar mandi
dan hanya cuci muka lalu langsung berlari untuk memakai baju sekolah, satu
rumahku langsung menatapku dengan aneh. ANEH. Yah, aneh. Dengan wajah sedih
lagi dan air mata yang sudah menetes, “kenapa gak ada yang bangunin aku? Udah
terlambatlah aku ini.” Dan begitu bersyukurnya aku punya bapak seperti bapakku
karena bapakku langsung bilang gini, “mau kemana kau Intan?”
“Ya ke sekolah lah” dengan raut yang mulai bingung
dan penasaran. “Kok santai kali semuanya” dalam hatiku, karena waktu itu agak
malu untuk melontarkannya.
“oooh. Mau sekolah adek iya? Sekolah lah sekolah.
Cepatlah biar gak terlambat” kakakku yang pertama sambil tertawa-tawa bahagia
dengan kakakku yang lainnya.
“Jadi kok ketawa?” seketika perasaan kanak-kanakku
sudah tidak enak.
Dan terimakasih mamak kau lah penolongku, “eeh! Mau
sekolah kemana kau! Hari minggu ini”
“Paok paok. Intan paok. Makanya jangan asik tidur
aja kau, sampe hari minggu pun kau gak tau kau” ucap kakakku yang ketiga penuh
penghinaan, pencacimakian, dan mereka bertiga tertawa terkekeh. Lantas aku? Aku
mematung untuk waktu yang agak lama karena berharap yang tadi kulakukan mimpi
atau berharap seketika hari ini langsung jadi hari Senin. Setelah menerima
kenyataan pahit di masa penuh semangat, aku pun lekas berjalan ke kamar dan
berganti baju. Hari itu aku tidak banyak berkata-kata. Selesai.
Mari kita lanjutkan kisah konyol yang lain. Masih
seputar masa yang penuh semangat ya. Yaitu sekolah dasar. Cerita yang sekarang
aku sudah lima tahun lebih tua dari cerita yang pertama, lebih tepatnya aku
kelas 6 SD dan sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian nasional. Ketika itu
diadakanlah les yang khusus mempersiapkan ujian nasional bagi anak kelas 6 SD.
Namun pada suatu hari dan suatu siang, les yang harusnya sudah berlangsung
dibatalkan karena gurunya gak datang. Alhasil aku yang males kembali ke rumah
diajak oleh teman sepermainan untuk bermain di kampung mereka, kampung yang
lumayan pelosok dan masih daerah kebon(perladangan, yang masih banyak
semak-semak liar dan sebagainya). Teman perempuanku pun mengajakku untuk mandi
di tambak belakang rumahnya, dan dengan
senang hati aku mengiyakannya. Tapi aku lalu berkata, “aku mana bawa baju buat
berenang. Gimana? Aku mau ikut mandi di tambak” aku agak putus asa waktu itu.
“Kalo bajunya masalahnya gampang itu, tan. Pake aja
lah bajuku.” Memang kuakui dia teman yang baik.
“Tapi sempakku gimana? Mana bawa sempak aku.”
“Ya. Gak usah pake sempak kau mandinya. Kok susah”
Seketika aku berpikir keras, aku mandi di tambak
untuk pertama kalinya di kampung orang dan tanpa mengenakan celana dalam,
kira-kira apa yang akan terjadi? Tapi segera kuenyahkan pikiran itu, dan
mengiyakannya pada kawanku. Aku pun langsung berganti baju memakai baju
kawanku.
Melihat deras air tambak aku semakin mengebu-gebu
untuk masuk ke dalamnya. Aku dan lima orang teman perempuanku pun masuk ke
dalam air, dan ternyata aku baru sadar kalau bukan hanya kami yang perempuan
saja yang mandi tapi kawan laki-laki ku juga kut mandi di tambak dan bahkan
beberapa dari mereka gak memakai sehelai benang pun! Aku terkejut, tapi
berusaha biasa saja. Aku seberusaha mungkin menghindari kawan laki-lakiku dan
bermain bersama kawan perempuanku. Tapi memang apa yang diharapkan tidak selalu
terjadi pada kita. Kawan laki-laki ku yang terkenal akan kebandalanya melakukan
kebandalan mereka padaku.
Saat itu aku sedang bermain lompat-lompat ke
punggung kawan perempuanku dikarenakan kedalaman tambak yang lumayan
menenggelamkanku. Ketika aku ingin melompat ke punggung kawan perempuanku aku
tidak menyadari kalau kawan laki-laki ku sedang bersiap di dalam air, dan saat
aku melompat salah satu tangan jail mereka menarik celana yang kupakai. Dan…
aku sebenarnya tidak mau mengatakannya, tapi seketika bokongku terekspos dan
mereka tertawa terkekeh-kekeh. Aku tak bisa berkata-kata lagi saat itu, dan
rasanya kesal. Jadi aku langsung meminta untuk selesai berenangnya pada
kawanku. Rasanya kalau mengingat hal ini, aku jadi malu sendiri.
Baiklah, mari kita lanjutkan. Cerita selanjutnya,
kali ini aku tidak akan flashback terlalu jauh. Kisah kali ini terjadi saat aku
berumur 16 tahun atau tepatnya ketika kelas 2 SMK. Uuuh…lagi-lagi ini kisah
yang memalukan. SMK identik dengan istilah PKL, nah! Saat itu aku dan 3 orang
temanku mendatangi salah satu kantor instansi pemerintahan untuk meminta ijin
agar bisa melaksanakan PKL disana. Setelah misi kami selesai, kami pun
berencana untuk mendatangi salah satu pusat perbelanjaan elit yang tidak jauh
dari kantor itu namanya SUN Plaza Medan. Kami yang masih mengenakan seragam
sekolah pun memasuki tempat itu dengan santai, tapi aku yang belum pernah ke
tempat se-elit itu celingak-celinguk kesana kemari. Kami pun berjalan berderet
dengan aku yang diurutan paling belakang.
Dari kejauhan aku melihat hal yang sudah kupikirkan
di kepalaku pintu masuk kedalam pusat perbelanjaan itu adalah pintu wing(pintu
putar). Aku belum pernah sekalipun memakai pintu seperti itu, aku sedikit
takjub, bingung dan takut melihatnya apalagi ketika temanku berjalan mengarah
ke sana. Sebelum kami masuk ke pintu itu, ada segerombolan remaja cina yang
melewati pintu itu dengan santai sambil mengobrol, ketika mereka masuk rupanya
salah seorang dari teman mereka masih ada yang tertinggal jadi remaja cowok ini
buru-buru mengejar dan dia pun masuk ke pintu itu, namun tiba-tiba ketiga temanku dengan liciknya juga
masuk ke pintu itu mengikuti remaja cowok itu. Karena aku sedikit terkejut, aku
lantas langsung turut mengejar temanku ke pintu itu agar berada di sisi pintu
yang sama. Tapi naas… kalau namanya juga sial ya sial. Tas yang ku pakai saat
itu terlalu besar dan juga seharusnya disetiap sisi pintu putar itu hanya bisa
2 orang tapi aku memaksanya jadi 3 orang.
Bayangkan apa yang terjadi! Tas ransel besar
berwarna jingga yang kubawa tersangkut di pintu itu itu, menyebabkan pintu itu
berhenti berputar. Sh*t! sedangkan seorang temanku dan remaja cowok itu berada
di sisi pintu di depan ku. Remaja cowok yang gak tau kenapa pintu itu bisa
berhenti terus mendorong pintu itu ke depan agar bergerak, sedangkan aku
berusaha mendorong pintu itu kebelakang agar tas ku bisa selamat dan begitupun
aku. Sedangkan ketiga temanku hanya bisa tertawa ditahan tanpa ada niat
nolongin sedikit pun. Remaja cowok itu lantas melirik ke belakang bersamaan
dengan aku mengatakan, “nyangkut tas ku…” dengan wajah meringis menahan malu.
Saat itu aku tidak mungkin salah, aku melihat remaja
cowo itu TERSENYUM MENGEJEK karena menahan tawanya. Akhirnya cowok itu agak
mengalah sedikit tidak mendorong pintu itu ke depan agar aku bisa mendorong
pintu itu ke belakang dan membebaskan tas ku. Setelah tas ku terbebas, kami
berlima akhirnya keluar dari pintu putar sialan itu. Aku dan temanku ke kiri
dan remaja cowo itu ke kanan. Dan tentu saja selama sisa hari itu aku menjadi
bahan olokan temanku. Selesai, semenjak itu aku mengalami trauma berat dengan
pintu putar sialan itu.
Cerita selanjutnya dan akan menjadi cerita yang
terakhir. Kisah ini belum lama terjadi, ketika umurku naik setahun dari cerita
sebelumnya dan aku sudah kelas 3 SMK. Mungkin yang kali ini tidak terlalu
konyol, tapi tetap saja masih menandakan betapa tulalitnya diriku. Cerita ini berhubungan
dengan ojek online, yaitu Grab dan Gojek.
Waktu itu aku datang ke taman budaya sumatera utara
untuk sekedar berlatih ringan dengan pelatih kesayanganku Bunda Djibril Djurah.
Ketika jam sudah menunjukan pukul 7 malam itulah saatnya pulang, tapi saat itu
juga angkutan umum yang biasa kunaiki sudah berhenti beroperasi. Lantas aku
meminta seorang temanku untuk memesankan salah satu ojek online yaitu, Grab
(berharap ada potongan). Dan temanku pun mengiyakannya. Aku pun menunggu driver
nya datang menjemputku di taman budaya saat itu. Namun anak-anak dari pelatihku
ingin diajak makan oleh pelatihku atau ibu mereka. Lantas ibunya pun mengiyakan
permintaan kedua anaknya dan mengajak mereka ke salah satu tempat makan durian
yaitu, Durian Madani. Temanku tadi pun diminta agar memesankan ojek online juga
untuk mereka dengan aplikasi, Gojek.
Jadi pada jangka waktu yang hampir bersamaan temanku
memesan dua ojek online sekaligus dari dua aplikasi yang berbeda. Kami pun
menanti dengan sabar. Tiba-tiba temanku mengatakan padaku kalau ojek pesananku
sudah sampai di taman budaya, aku pun langsung berpamitan pada pelatihku dan
berlari menjumpai ojek pesananku. Sialannya, ada dua pengendara di depan gerbang
tidak memakai jaket khas ojek online, dengan kata lain mereka mengenakan baju
biasa. Aku yang buru-buru langsung menaiki driver ojek yang baru sampai ke
taman budaya. Oke, driver ojek itu pun berjalan menjauhi taman budaya. Tapi ada
suatu kegundahan dalam hatiku, lantas aku bertanya “ini mau ke gang gotong
royong kan, bang?” pada sang driver.
“hah, ini mau ke durian madani kan?” malah ditanya
balik oleh sang driver. Jujur saja, aku yakin saat itu aku dan sang driver
mengalami kebingungan yang sama.
“loh, kok ke durian madani?” kataku dengan tampang
bego.
Akhirnya driver itu menepikan keretanya dan
menunjukan map yang ada di ponselnya ke padaku. Aku menyipit kebingungan, dan
BOOM! “eh! Bang ini salah. Eh, enggak maksudnya ini bener tapi bukan saya yang
naik harusnya pelatih saya, dia yang mau ke durian madani.” Pekikku langsung
ketika sudah tersadar dengan kebodohanku lagi.
“Aduh, kok bisa salah ya. Saya kira tadi saya, balik
lah bang” kataku lagi dengan agak malu-malu dan senyum-senyum paok. Begitu pun
sang driver kurasa sudah nahan ketawa. Bodohnya lah aku, berulang kali
kukatakan dalam hatiku.
Akhirnya kami sampai kembali ke taman budaya, dan
seketika aku langsung turun dari kereta sambil berteriak pada teman dan
pelatihku, “Icha! Bunda, mau ke durian madani kan?”
“Eh! Kok balik lagi kau?” teriak temanku dari jauh
dengan didampingi tatapan penuh tanya darinya dan pelatihku.
“Itulah! Salah naik gojek aku! aku naiki yang
tujuannya ke durian madani” aku gak sanggup berkata-kata, dan malah tertawa
sekeras-kerasnya begitu pun dengan bunda dan temanku. “Tujuan bunda itu kan? Itu
udah nunggu gojeknya”
Kami semua tertawa terkekeh-kekeh, “oalah, kau pun
bodoh kali, tan” olok temanku tapi aku tidak mau kalah, “kok aku? gara-gara
kaunya, kau suruh aku cepat-cepat tadi. Jadi gak sempatlah kutanya arah tujuan
ojeknya.”
“Jadi punyamu mana, tan?” kami lantas berjalan ke
arah gerbang lagi dan mendapati kalau abang-abang yang sudah nangkring disitu
cukup lama adalah ojek pesananku yang sesungguhnya. Dan ternyata eh ternyata,
dia menyadari kejadian bodoh barusan. Mau tau aku tau darimana? Karena dia juga
ngakak waktu jumpa samaku. Dia bilang, “kok bisa salah?”
Dan apalah dayaku yang hanya mampu menjawab, “iya,
bang. Gak tau dan buru-buru juga tadi. Jadi asal naik aja gak ditanya dulu” aku
dan abang driver tertawa bersama dan karena itu kami saling mengobrol di
sepanjang perjalanan.
Sebenarnya masih banyak lagi kejadian konyol yang
terjadi di hidupku, tapi ini adalah kejadian konyol terbaik yang pernah
kualami. Jadi ini saja lah yang kutuliskan. Apalagi sebagian besar kejadian
konyolku terjadi di tempat umum salah satunya di angkutan umum atau yang biasa
kusebut angkot. Aku pernah tertidur diangkot, biasanya ditemeni sama temenku
jadi istilahnya dia yang selalu jagain aku tidur waktu di angkot. Tapi kali ini
dia gak ada karena mau les, jadi aku pulang sendiri naik angkot karena ngantuk
tidur lah. Rupanya pas itu aku ngantuk kali, dan pas itu juga lagi macet jadi
sang supir ngerem sama ngegas berulang kali. Dan tepat ketika supir ngerem kuat
dan tiba-tiba, terhempaslah badanku ke lantai angkot dengan posisi tersungkur
dan kakiku nyangkut diban yang kupijak. Posisi angkot yang semi ramai, tidak
membuatku terlalu peduli walau diliatin satu angkot juga sih(supirnya juga
termasuk). Setelah kembali duduk aku langsung tidur lagi bukan karena ngantuk karena
malu. Ini salah satu contoh kejadian konyolku di angkot.
Terimakasih itak sudah membuatku kembali
menertawakan diriku sendiri lagi. Request-an mu terbaik lahhhh…
Follow ig nya ya… @itatresias
![]() |
karena tanpa kegilaan kau tidak akan benar-benar hidup with Itak |
Baru baca lagi. Dan kebodohan si penulis benar-benar alami ternyata
BalasHapus