Entri yang Difavoritkan

Puisi Cerita

RUMAH PERSINGGAHAN .Intan . . Setelah perjalanan mengenal perasaan-perasaan layaknya perdu. Aku diam, berhenti. Menutup semuanya, ...

Selasa, 19 Juni 2018

PUISI YANG KUJANJIKAN

"sekalipun kau sekarang sendiri, jangan pernah khawatir.
Kami selalu ada kapanpun"


Erika-Detak Kasihmu
Crate by @IntanK


Kau tau? Busurmu sudah mengenai hatiku.
Menari-nari sembari mencungkil bagian terdalam hatiku.
Sedikit menghibur sebagian menyakiti.
Dan tau kah kau apa yang dicungkil itu?
Kesedihanku.

Kau menyadarkanku di dalam kesusahan senduku yang mematikan.
Menggoyangkanku dengan celoteh dan gelak yang belum tentu benar-benar membuatku tergelak.
Tapi, tak masalah kau telah melihatku.
Memasukiku.
Dan kini merasukiku.
Aku sudah tak bernyawa di depanmu.

Iris kecil milikmu itu mampu membaca hitam pekat tatapku.
Terkadang dia bergelayut aneh,
Menyiratkan kegalauan tameng diri .
Hihihi… tawa palsumu.
Namun aku tau, ketika kedua sudut depan alis itu sedang tidak bersiteru…
Perasaanmu sedang bahagia bukan?
Hahaha… kuturut bahagia.
Karenanya jangan biarkan hanya kau yang merasukiku, tapi biarkan juga aku merasukimu.
Dengan begitu dapat kurasakan detakmu,
denyutmu,
risaumu,
dan helaanmu.
Tapi jika menurutmu terlalu sulit membaginya denganku,
maka jangan pernah kau tutup matamu dengan begitu aku dapat memandangnya sembari merasakan apa yang tergambar di dalamnya.

Sayangku,
semakin lama waktu berjalan dan kian lama jua ku kan memendam.
Aku tau sesuatu,
Kau mungkin tak terlalu tahu yang kumaksu.
Ya bukan?
Lagi-lagi mungkin terdengar lucu bagimu kan.

Sayang,
berlindunglah selalu pada selimut tawa,
dekapkan dirimu pada kehangatan rindu.
Sekalipun itu lara.
Karena pada suatu waktu aku mungkin takkan mampu temanimu saat sang bejat duka mengganggu.
Jangan pernah bersedih diri, Sayang.
Karena itu tak layak bagi wajah orientalmu.
Layakkanlah mata bulan sabitmu dengan lengkungan indah memikat.
Hingga nantinya para panah memusatkan tujuannya padamu.
Tariklah sudut bibirmu dengan godaanku ini.
Karena ini bukan sekedar menghiburmu, tapi juga untuk temanimu disaat kau rindu aku.
Rindu dia.
Dan, rindu kami semua.
Para pejuang kebahagiaan.

                                                            From @intankezai
                                        To @erikaeveline.1
follow ig nya ya...

Senin, 18 Juni 2018


REQUEST BY ITA TRESIA
Kekonyolan Penulis Semasa Hidup


Sesuai permintaan, penulis akan menuliskan kekonyolan semasa hidupnya. Ini pertama kalinya penulis akan menulis cerita berbau komedi, jika cerita ini malah garing bagi kalian, percayalah kisah disini adalah kekonyolan paling berbahaya yang pernah dialami penulis dan selalu berharap agar hal ini tidak akan pernah terulang lagi.
Kisah pertama bermula ketika aku memasuki masa sekolah dasar. Waktu itu kalau tidak salah aku masih kelas 1 SD. Masa itu merupakan masa yang penuh semangat bagi anak-anak yang baru memasuki dunia sekolah sampai-sampai mereka tidak memperdulikan hal-hal yang sebenarnya tampak bodoh dimata orang dewasa. Aku adalah salah satu anak SD yang sangat bersemangat ke sekolah, sampai suatu ketika terjadilah sesuatu yang tidak mengenakkan. Di pagi hari yang cerah, masih teringat jelas dalam kepalaku bunyi-bunyi bising dari arah dapur rumah. Awalnya aku merasa biasa saja dan semakin menikmati tidurku, tetapi kemudian aku tersadar bahwa saat itu sudah pagi. Seketika itu juga aku melompat dari tempat tidur dan berteriak, “kok gak ada yang bangunin aku! Ish! Cemana lah ini, terlambatlah aku. ooh!” sebagai anak kecil yang tidak ingin punya kesalahan semasa sekolah dasarnya aku saat itu rasanya ingin menangis. Aku takut kali kalau sampai terlambat datang sekolah yang jaraknya hanya dua meter dari rumahku pada saat itu.
Tapi ketika aku yang langsung pergi ke kamar mandi dan hanya cuci muka lalu langsung berlari untuk memakai baju sekolah, satu rumahku langsung menatapku dengan aneh. ANEH. Yah, aneh. Dengan wajah sedih lagi dan air mata yang sudah menetes, “kenapa gak ada yang bangunin aku? Udah terlambatlah aku ini.” Dan begitu bersyukurnya aku punya bapak seperti bapakku karena bapakku langsung bilang gini, “mau kemana kau Intan?”
“Ya ke sekolah lah” dengan raut yang mulai bingung dan penasaran. “Kok santai kali semuanya” dalam hatiku, karena waktu itu agak malu untuk melontarkannya.
“oooh. Mau sekolah adek iya? Sekolah lah sekolah. Cepatlah biar gak terlambat” kakakku yang pertama sambil tertawa-tawa bahagia dengan kakakku yang lainnya.
“Jadi kok ketawa?” seketika perasaan kanak-kanakku sudah tidak enak.
Dan terimakasih mamak kau lah penolongku, “eeh! Mau sekolah kemana kau! Hari minggu ini”
“Paok paok. Intan paok. Makanya jangan asik tidur aja kau, sampe hari minggu pun kau gak tau kau” ucap kakakku yang ketiga penuh penghinaan, pencacimakian, dan mereka bertiga tertawa terkekeh. Lantas aku? Aku mematung untuk waktu yang agak lama karena berharap yang tadi kulakukan mimpi atau berharap seketika hari ini langsung jadi hari Senin. Setelah menerima kenyataan pahit di masa penuh semangat, aku pun lekas berjalan ke kamar dan berganti baju. Hari itu aku tidak banyak berkata-kata. Selesai.

Mari kita lanjutkan kisah konyol yang lain. Masih seputar masa yang penuh semangat ya. Yaitu sekolah dasar. Cerita yang sekarang aku sudah lima tahun lebih tua dari cerita yang pertama, lebih tepatnya aku kelas 6 SD dan sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian nasional. Ketika itu diadakanlah les yang khusus mempersiapkan ujian nasional bagi anak kelas 6 SD. Namun pada suatu hari dan suatu siang, les yang harusnya sudah berlangsung dibatalkan karena gurunya gak datang. Alhasil aku yang males kembali ke rumah diajak oleh teman sepermainan untuk bermain di kampung mereka, kampung yang lumayan pelosok dan masih daerah kebon(perladangan, yang masih banyak semak-semak liar dan sebagainya). Teman perempuanku pun mengajakku untuk mandi di tambak  belakang rumahnya, dan dengan senang hati aku mengiyakannya. Tapi aku lalu berkata, “aku mana bawa baju buat berenang. Gimana? Aku mau ikut mandi di tambak” aku agak putus asa waktu itu.
“Kalo bajunya masalahnya gampang itu, tan. Pake aja lah bajuku.” Memang kuakui dia teman yang baik.
“Tapi sempakku gimana? Mana bawa sempak aku.”
“Ya. Gak usah pake sempak kau mandinya. Kok susah”
Seketika aku berpikir keras, aku mandi di tambak untuk pertama kalinya di kampung orang dan tanpa mengenakan celana dalam, kira-kira apa yang akan terjadi? Tapi segera kuenyahkan pikiran itu, dan mengiyakannya pada kawanku. Aku pun langsung berganti baju memakai baju kawanku.
Melihat deras air tambak aku semakin mengebu-gebu untuk masuk ke dalamnya. Aku dan lima orang teman perempuanku pun masuk ke dalam air, dan ternyata aku baru sadar kalau bukan hanya kami yang perempuan saja yang mandi tapi kawan laki-laki ku juga kut mandi di tambak dan bahkan beberapa dari mereka gak memakai sehelai benang pun! Aku terkejut, tapi berusaha biasa saja. Aku seberusaha mungkin menghindari kawan laki-lakiku dan bermain bersama kawan perempuanku. Tapi memang apa yang diharapkan tidak selalu terjadi pada kita. Kawan laki-laki ku yang terkenal akan kebandalanya melakukan kebandalan mereka padaku.
Saat itu aku sedang bermain lompat-lompat ke punggung kawan perempuanku dikarenakan kedalaman tambak yang lumayan menenggelamkanku. Ketika aku ingin melompat ke punggung kawan perempuanku aku tidak menyadari kalau kawan laki-laki ku sedang bersiap di dalam air, dan saat aku melompat salah satu tangan jail mereka menarik celana yang kupakai. Dan… aku sebenarnya tidak mau mengatakannya, tapi seketika bokongku terekspos dan mereka tertawa terkekeh-kekeh. Aku tak bisa berkata-kata lagi saat itu, dan rasanya kesal. Jadi aku langsung meminta untuk selesai berenangnya pada kawanku. Rasanya kalau mengingat hal ini, aku jadi malu sendiri.

Baiklah, mari kita lanjutkan. Cerita selanjutnya, kali ini aku tidak akan flashback terlalu jauh. Kisah kali ini terjadi saat aku berumur 16 tahun atau tepatnya ketika kelas 2 SMK. Uuuh…lagi-lagi ini kisah yang memalukan. SMK identik dengan istilah PKL, nah! Saat itu aku dan 3 orang temanku mendatangi salah satu kantor instansi pemerintahan untuk meminta ijin agar bisa melaksanakan PKL disana. Setelah misi kami selesai, kami pun berencana untuk mendatangi salah satu pusat perbelanjaan elit yang tidak jauh dari kantor itu namanya SUN Plaza Medan. Kami yang masih mengenakan seragam sekolah pun memasuki tempat itu dengan santai, tapi aku yang belum pernah ke tempat se-elit itu celingak-celinguk kesana kemari. Kami pun berjalan berderet dengan aku yang diurutan paling belakang.
Dari kejauhan aku melihat hal yang sudah kupikirkan di kepalaku pintu masuk kedalam pusat perbelanjaan itu adalah pintu wing(pintu putar). Aku belum pernah sekalipun memakai pintu seperti itu, aku sedikit takjub, bingung dan takut melihatnya apalagi ketika temanku berjalan mengarah ke sana. Sebelum kami masuk ke pintu itu, ada segerombolan remaja cina yang melewati pintu itu dengan santai sambil mengobrol, ketika mereka masuk rupanya salah seorang dari teman mereka masih ada yang tertinggal jadi remaja cowok ini buru-buru mengejar dan dia pun masuk ke pintu itu, namun  tiba-tiba ketiga temanku dengan liciknya juga masuk ke pintu itu mengikuti remaja cowok itu. Karena aku sedikit terkejut, aku lantas langsung turut mengejar temanku ke pintu itu agar berada di sisi pintu yang sama. Tapi naas… kalau namanya juga sial ya sial. Tas yang ku pakai saat itu terlalu besar dan juga seharusnya disetiap sisi pintu putar itu hanya bisa 2 orang tapi aku memaksanya jadi 3 orang.
Bayangkan apa yang terjadi! Tas ransel besar berwarna jingga yang kubawa tersangkut di pintu itu itu, menyebabkan pintu itu berhenti berputar. Sh*t! sedangkan seorang temanku dan remaja cowok itu berada di sisi pintu di depan ku. Remaja cowok yang gak tau kenapa pintu itu bisa berhenti terus mendorong pintu itu ke depan agar bergerak, sedangkan aku berusaha mendorong pintu itu kebelakang agar tas ku bisa selamat dan begitupun aku. Sedangkan ketiga temanku hanya bisa tertawa ditahan tanpa ada niat nolongin sedikit pun. Remaja cowok itu lantas melirik ke belakang bersamaan dengan aku mengatakan, “nyangkut tas ku…” dengan wajah meringis menahan malu.
Saat itu aku tidak mungkin salah, aku melihat remaja cowo itu TERSENYUM MENGEJEK karena menahan tawanya. Akhirnya cowok itu agak mengalah sedikit tidak mendorong pintu itu ke depan agar aku bisa mendorong pintu itu ke belakang dan membebaskan tas ku. Setelah tas ku terbebas, kami berlima akhirnya keluar dari pintu putar sialan itu. Aku dan temanku ke kiri dan remaja cowo itu ke kanan. Dan tentu saja selama sisa hari itu aku menjadi bahan olokan temanku. Selesai, semenjak itu aku mengalami trauma berat dengan pintu putar sialan itu.

Cerita selanjutnya dan akan menjadi cerita yang terakhir. Kisah ini belum lama terjadi, ketika umurku naik setahun dari cerita sebelumnya dan aku sudah kelas 3 SMK. Mungkin yang kali ini tidak terlalu konyol, tapi tetap saja masih menandakan betapa tulalitnya diriku. Cerita ini berhubungan dengan ojek online, yaitu Grab dan Gojek.
Waktu itu aku datang ke taman budaya sumatera utara untuk sekedar berlatih ringan dengan pelatih kesayanganku Bunda Djibril Djurah. Ketika jam sudah menunjukan pukul 7 malam itulah saatnya pulang, tapi saat itu juga angkutan umum yang biasa kunaiki sudah berhenti beroperasi. Lantas aku meminta seorang temanku untuk memesankan salah satu ojek online yaitu, Grab (berharap ada potongan). Dan temanku pun mengiyakannya. Aku pun menunggu driver nya datang menjemputku di taman budaya saat itu. Namun anak-anak dari pelatihku ingin diajak makan oleh pelatihku atau ibu mereka. Lantas ibunya pun mengiyakan permintaan kedua anaknya dan mengajak mereka ke salah satu tempat makan durian yaitu, Durian Madani. Temanku tadi pun diminta agar memesankan ojek online juga untuk mereka dengan aplikasi, Gojek.
Jadi pada jangka waktu yang hampir bersamaan temanku memesan dua ojek online sekaligus dari dua aplikasi yang berbeda. Kami pun menanti dengan sabar. Tiba-tiba temanku mengatakan padaku kalau ojek pesananku sudah sampai di taman budaya, aku pun langsung berpamitan pada pelatihku dan berlari menjumpai ojek pesananku. Sialannya, ada dua pengendara di depan gerbang tidak memakai jaket khas ojek online, dengan kata lain mereka mengenakan baju biasa. Aku yang buru-buru langsung menaiki driver ojek yang baru sampai ke taman budaya. Oke, driver ojek itu pun berjalan menjauhi taman budaya. Tapi ada suatu kegundahan dalam hatiku, lantas aku bertanya “ini mau ke gang gotong royong kan, bang?” pada sang driver.
“hah, ini mau ke durian madani kan?” malah ditanya balik oleh sang driver. Jujur saja, aku yakin saat itu aku dan sang driver mengalami kebingungan yang sama.
“loh, kok ke durian madani?” kataku dengan tampang bego.
Akhirnya driver itu menepikan keretanya dan menunjukan map yang ada di ponselnya ke padaku. Aku menyipit kebingungan, dan BOOM! “eh! Bang ini salah. Eh, enggak maksudnya ini bener tapi bukan saya yang naik harusnya pelatih saya, dia yang mau ke durian madani.” Pekikku langsung ketika sudah tersadar dengan kebodohanku lagi.
“Aduh, kok bisa salah ya. Saya kira tadi saya, balik lah bang” kataku lagi dengan agak malu-malu dan senyum-senyum paok. Begitu pun sang driver kurasa sudah nahan ketawa. Bodohnya lah aku, berulang kali kukatakan dalam hatiku.
Akhirnya kami sampai kembali ke taman budaya, dan seketika aku langsung turun dari kereta sambil berteriak pada teman dan pelatihku, “Icha! Bunda, mau ke durian madani kan?”
“Eh! Kok balik lagi kau?” teriak temanku dari jauh dengan didampingi tatapan penuh tanya darinya dan pelatihku.
“Itulah! Salah naik gojek aku! aku naiki yang tujuannya ke durian madani” aku gak sanggup berkata-kata, dan malah tertawa sekeras-kerasnya begitu pun dengan bunda dan temanku. “Tujuan bunda itu kan? Itu udah nunggu gojeknya”
Kami semua tertawa terkekeh-kekeh, “oalah, kau pun bodoh kali, tan” olok temanku tapi aku tidak mau kalah, “kok aku? gara-gara kaunya, kau suruh aku cepat-cepat tadi. Jadi gak sempatlah kutanya arah tujuan ojeknya.”
“Jadi punyamu mana, tan?” kami lantas berjalan ke arah gerbang lagi dan mendapati kalau abang-abang yang sudah nangkring disitu cukup lama adalah ojek pesananku yang sesungguhnya. Dan ternyata eh ternyata, dia menyadari kejadian bodoh barusan. Mau tau aku tau darimana? Karena dia juga ngakak waktu jumpa samaku. Dia bilang, “kok bisa salah?”
Dan apalah dayaku yang hanya mampu menjawab, “iya, bang. Gak tau dan buru-buru juga tadi. Jadi asal naik aja gak ditanya dulu” aku dan abang driver tertawa bersama dan karena itu kami saling mengobrol di sepanjang perjalanan.

Sebenarnya masih banyak lagi kejadian konyol yang terjadi di hidupku, tapi ini adalah kejadian konyol terbaik yang pernah kualami. Jadi ini saja lah yang kutuliskan. Apalagi sebagian besar kejadian konyolku terjadi di tempat umum salah satunya di angkutan umum atau yang biasa kusebut angkot. Aku pernah tertidur diangkot, biasanya ditemeni sama temenku jadi istilahnya dia yang selalu jagain aku tidur waktu di angkot. Tapi kali ini dia gak ada karena mau les, jadi aku pulang sendiri naik angkot karena ngantuk tidur lah. Rupanya pas itu aku ngantuk kali, dan pas itu juga lagi macet jadi sang supir ngerem sama ngegas berulang kali. Dan tepat ketika supir ngerem kuat dan tiba-tiba, terhempaslah badanku ke lantai angkot dengan posisi tersungkur dan kakiku nyangkut diban yang kupijak. Posisi angkot yang semi ramai, tidak membuatku terlalu peduli walau diliatin satu angkot juga sih(supirnya juga termasuk). Setelah kembali duduk aku langsung tidur lagi bukan karena ngantuk karena malu. Ini salah satu contoh kejadian konyolku di angkot.
Terimakasih itak sudah membuatku kembali menertawakan diriku sendiri lagi. Request-an mu terbaik lahhhh…
Follow ig nya ya… @itatresias

karena tanpa kegilaan kau tidak akan benar-benar hidup
with Itak